Zombie atau zombi adalah sebutan untuk mayat hidup dalam sistem kepercayaan Voodo orang Kreol dan orang orang dari Afrika-karibia. Zombi adalah manusia dengan roh yang sudah dicuri lewat cara supranatural
atau perdukunan, dan dipekerjakan sebagai budak yang mengabdi pada
"majikan zombi" di perkebunan terpencil. Versi zombi yang lebih
menakutkan dan suka memakan manusia sering diangkat menjadi cerita fiksi horor.
Ilmu
Voodoo adalah sebuah praktek perdukunan yang dikenal sebagai alat untuk
melukai orang lain dari jarak jauh. Kalau di Indonesia mungkin dapat
disejajarkan dengan ilmu santet. Yang jelas mereka menggunakan sihir dan
bantuan jin. Nah jika voodoo yang kita kenal dapat melukai, voodoo di
Haiti dapat membuat orang menjadi gila dan hilang ingatan seperti
zombie.
Zombie yang benar-benar nyata saat ini masih banyak terdapat di Haiti. Mereka pada dasarnya tidak mati dan masih tetap bernyawa, akan tetapi mereka menjadi hilang akal dan dapat dikendalikan sebagai budak. Ingatan mereka hilang, tidak bisa berpikir, dan hasrat yang ada hanyalah hasrat seperti binatang. Mereka hanya mendengar dan berbicara dengan kata-kata sederhana, bergerak sesuai yang diperintahkan, dan mereka hanya memiliki nafsu untuk makan, minum, dan buang air. Pokoknya benar-benar seperti mayat hidup. Ironisnya mereka menjadi seperti itu bukan atas kemauan atau keadaan awal mereka, tapi mereka dibuat seperti itu dengan Voodoo! Dan mereka akan terus menjadi mayat hidup hingga malaikat maut mencabut ruh mereka.
Di Haiti banyak terdapat perkebunan yang dimiliki oleh orang asing. Tentunya sang juragan ingin sekali mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Kemudian mereka memesan zombie kepada para dukun voodoo di Haiti, harganya kira-kira sebesar 10 juta rupiah per zombie. Adapun orang-orang yang akan dijadikan zombie biasanya didapatkan dari penculikan, orang-orang terbuang, atau bahkan ada juga keluarga yang sengaja menyerahkan anggota keluarganya untuk dibuang.
Zombi dalam kepercayaan voodoo
Menurut ajaran Voodoo, dukun ilmu hitam atau pendeta voodoo yang disebut Bokor bisa menghidupkan kembali manusia yang sudah mati. Zombi tidak memiliki kemauan sendiri sehingga selalu berada di bawah kendali sang majikan. "Zombi" juga merupakan nama untuk dewa ular voodoo yang bernama Demballah wodo asal Nigeria dan Kongo yang dekat dengan kata nzambi yang dalam bahasa Kongo berarti "dewa".
Pada tahun 1937, peneliti Zora Nealo Hourtson yang melakukan riset cerita rakyat di Haiti
menemukan kasus Felicia Felix-Mentor yang meninggal di usia 29 tahun
dan sudah dikubur pada tahun 1907. Penduduk desa percaya bahwa mereka
sering melihat Felicia yang sudah meninggal 30 tahun yang lalu masih
suka berkeliaran di jalan-jalan. Kasus yang sama juga dijumpai pada
beberapa orang yang lain. Zora Hurston berusaha mencari kebenaran Kabara burung yang mengatakan zombi adalah manusia yang telah diberi ramuan obat obatan dan ramuan, namun tidak berhasil menemukan orang yang mau membuka mulut tentang rahasia zombi.
Zombi dalam cerita rakyat
Di abad pertengahan orang percaya arwah orang meninggal bisa kembali ke bumi dan menghantui orang hidup. Menurut ensiklopedia Encylopedia of the things neve were,
mayat yang bangun dari kubur (terutama di Perancis) biasanya datang
membunuh orang-orang untuk membalas dendam. Sewaktu malam tiba, di
makam-makam berkeliaran zombi berbentuk kerangka manusia atau mayat yang
sudah kurus dan lemah. Mitologi Norse (Skandinavia) mengenal makhluk
bernama Draugr yang dipercaya sebagai mayat ksatria yang bangun dari kubur untuk menyerang orang yang masih hidup.
Zombi pandangan ilmu modern
Beberapa puluh tahun kemudian, seorang ahli Etnobotani Kanada bernama Wade Davis mengangkat kasus zombi dari sudut pandang Farmakologi, dalam dua buku berjudul The Serpent and the Rainbow 1985 dan Passage of Darkness: The Ethnobiology of the Haitian Zombi 1988.
Menurut hasil penelitian Wade Davis sewaktu berada di Haiti tahun 1982,
ramuan dua jenis bubuk obat yang dimasukan ke dalam aliran darah
(biasanya lewat luka terbuka) dapat mengubah orang hidup menjadi zombi.
Bubuk obat pertama disebut coup de poudre (bahasa Perancis untuk "obat penyerang") yang membuat manusia dalam keadaan "seperti mati" akibat dosis Tetrodoksin. Tetrodoksin merupakan racun mematikan yang juga dikandung ikan Buntal dan ikan Fugu yang merupakan makanan lumrah di Jepang. Manusia yang diberi tetrodoksi dalam dosis nyaris mematikan LD50
sebesar 1 mg, bisa berada dalam keadaan hampir mati untuk beberapa
hari, tapi terus dalam keadaan sadar. Ramuan bubuk obat kedua dari
tanaman genus Datura bersifat Halusinogen dan membuat orang menjadi tidak memiliki kemauan sendiri. Wade Davis juga mengetengahkan kisah orang Haiti bernama Clarvius Narsise
yang mengaku pernah menjadi dijadikan zombi. Teori Wade Davis sering
ditanggapi orang secara skeptis dan kebenaran ceritanya sering menjadi
sumber perdebatan. Kepercayaan voodoo masih penuh kerahasiaan yang sulit
ditembus peneliti asing, walaupun sebagian orang Haiti mengakui tentang
keberadaan"obat zombi"
Zombie yang benar-benar nyata saat ini masih banyak terdapat di Haiti. Mereka pada dasarnya tidak mati dan masih tetap bernyawa, akan tetapi mereka menjadi hilang akal dan dapat dikendalikan sebagai budak. Ingatan mereka hilang, tidak bisa berpikir, dan hasrat yang ada hanyalah hasrat seperti binatang. Mereka hanya mendengar dan berbicara dengan kata-kata sederhana, bergerak sesuai yang diperintahkan, dan mereka hanya memiliki nafsu untuk makan, minum, dan buang air. Pokoknya benar-benar seperti mayat hidup. Ironisnya mereka menjadi seperti itu bukan atas kemauan atau keadaan awal mereka, tapi mereka dibuat seperti itu dengan Voodoo! Dan mereka akan terus menjadi mayat hidup hingga malaikat maut mencabut ruh mereka.
Di Haiti banyak terdapat perkebunan yang dimiliki oleh orang asing. Tentunya sang juragan ingin sekali mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Kemudian mereka memesan zombie kepada para dukun voodoo di Haiti, harganya kira-kira sebesar 10 juta rupiah per zombie. Adapun orang-orang yang akan dijadikan zombie biasanya didapatkan dari penculikan, orang-orang terbuang, atau bahkan ada juga keluarga yang sengaja menyerahkan anggota keluarganya untuk dibuang.
Clairvius Narcisse, zombie yang terdokumentasikan
Kisah ini dimulai pada tahun 1962 di Haiti. Seorang pria yang bernama Clairvius Narcisse dijual kepada salah satu dukun voodoo oleh saudara laki-lakinya, karena Clairvius menolak menjual bagian warisannya berupa tanah keluarga. Segera saja Clairvius dibuat meninggal dan dikuburkan. Namun, sebenarnya ia tidak benar-benar mati, namun malah dijadikan zombie dan diperkerjakan di perkebunan tebu bersama para pekerja zombie lainnya. Pada tahun 1964, setelah pemilik zombie tersebut meninggal, para zombie itu akhirnya menyebar dan mengembara melintasi pulau dalam keadaan “linglung” selama kurang lebih 16 tahun lamanya sebelum mereka ditangkap.
Zombi dalam literatur dan fiksi
Dalam kebudayaan modern di Barat, buku yang pertama kali mengupas konsep zombi adalah The Magic Island karya W.B. Seabrook terbitan tahun 1929.
Zombi sering muncul dalam film horor, acara televisi, permainan video, dan permainan peran
(RPG). Zombi biasanya digambarkan sebagai sosok mayat membusuk dengan
kecerdasan rendah dan berjalan terseok-seok, namun punya selera makan
daging manusia. Pada beberapa kasus, zombi lebih mengincar bagian otak
manusia untuk disantap.
Sebelum tahun 1950-an, zombi biasanya digambarkan sebagai mayat tidak
berotak yang dikendalikan majikan seperti boneka. Penggambaran zombi
menurut budaya populer berubah pada tahun 1954 dengan terbitnya buku I Am Legend karya Richard Matheson. Buku menceritakan kota Los Angeles yang diserbu makhluk penghisap darah akibat pandemi infeksi bakteri. Satu-satunya orang yang selamat dari pandemi harus bertahan dari serangan orang-orang yang telah berubah menjadi makhluk penghisap darah. Walaupun mirip cerita vampir, plot cerita seperti ini sering dijadikan dasar bagi film-film bertema zombi yang diproduksi di kemudian hari. Night of the Living Dead karya George A. Romero merupakan film pertama yang menggambarkan zombi secara modern. Film The Last Man on Earth (1964) yang dibintangi Vincent Price juga berdasarkan cerita karangan Richard Matheson. Begitu pula dengan film The Omega Man (1971) yang dibintangi Charlton Heston, walaupun film ini hanya mempunyai sedikit kemiripan dengan cerita asli.
Sedangkan dalam permainan, zombi lebih berkarakter lucu dengan mata yang melotot misalnya pada game Plants vs Zombies
zombi tersebut memiliki dunia tersendiri bahkan memiliki peralatan
canggih dan profesor yang cerdas walaupun ada sebagian game yang membuat
zombi sangat menakutkan seperti god of war dan resident evil.
Plot cerita yang paling umum berkisar pada serbuan zombi yang tidak
terkendali. Sekelompok orang yang selamat berusaha menghentikan
penularan zombi. Seperti layaknya kisah horor lain, cerita zombi tidak
berakhir happy end dan selalu ada saja zombi yang masih tersisa.
Asal-usul wabah zombi biasanya berupa kontaminasi radioaktif, bahan
beracun yang membuat mati otak, ilmu hitam, voodoo, makhluk angkasa luar, infeksi virus dan berbagai macam sebab lain.
Dalam berbagai karya fiksi, zombi bisa menular ke orang sehat lewat
gigitan atau cakaran zombi. Korban serangan zombi biasanya langsung
tewas dan berubah menjadi zombi. Zombi bisa dibunuh dengan memotong
bagian kepala atau menghancurkan otak zombi. Pada beberapa kasus,
seluruh bagian tubuh zombi harus dihancurkan kalau tidak mau bagian
tubuh zombi yang sudah putus bergerak-gerak terus.
No comments:
Post a Comment